Selasa, 25 Januari 2011

ANALISIS USAHATANI SAWO ( Achras zapota. L) DI NAGARI SUMPUR KECAMATAN BATIPUH SELATAN KABUPATEN TANAH DATAR

Oleh : Fitria Harmon

Sumpur Kecamatan Batipuh Selatan Kabupaten Tanah Datar” ini dilaksanakan dari bulan Juni sampai Juli 2010 di Nagari Sumpur Kecamatan Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kegiatan usahatani sawo yang sudah dikelola dalam bentuk usaha perkebunan rakyat, serta Menganalisis kelayakan pengembangan usahatani sawo berdasarkan kriteria invesment yaitu perhitungan nilai Benefit Cost Ratio (B/C Ratio), Net Present Value (NPV), dan Internal Rate of Return (IRR) pada periode monitoring akibat penurunan produksi karena serangan hama. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey. Pengambilan sampel dilakukan dengan dengan cara Proportioned Stratified Random Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 20 orang.
Dari hasil penelitian, budidaya tanaman sawo yang dilaksanakan petani di daerah penelitian meliputi: pembukaan lahan, pengolahan lahan, penanaman, penyiangan, pemupukan, pemberantasan hama penyakit dan panen. Berdasarkan hasil penelitian, ternyata kegiatan usaha sudah beralih dari usaha pekarangan ke usaha perkebunan khusus untuk tanaman sawo. Dalam usaha kegiatan usahatani, petani belum melaksanakan kegiatan budidaya sesuai petunjuk PPL setempat, terutama dalam hal penggunaan pupuk an-organik dan pemangkasan. Dari segi pemasaran, ada dua cara yang dilakukan, cara pertama: pedagang pengumpul yang langsung membeli ke lahan petani dan cara kedua: petani yang langsung menjual ke pengecer di pasar lokal, pasar Kanagarian Tanjung Barulak.
Dari hasil analisa, usahatani tanaman sawo di Nagari Sumpur ini layak (feasible) untuk diusahakan karena bila dilihat dari kriteria investasi dalam kondisi apabila pedagang pengumpul yang membeli langsung produksi sawo ke lahan petani diperoleh B/C Ratio sebesar 1,85, NPV sebesar 14.922.871,30, dan IRR > tingkat bunga yang berlaku yaitu 44%. Sedangkan pada kondisi petani yang menjual langsung produksi sawo ke pedagang sawo di pasar diperoleh B/C Ratio sebesar 1,82, NPV sebesar 14.714.971, dan IRR sebesar 44%. Usahatani sawo ini tetap memberikan keuntungan walaupun mengalami penurunan produksi sebesar 15,30% dan penurunan harga jual sebesar 23%, tetapi usahatani ini tidak layak (tidak feasible) dilaksanakan apabila terjadi penurunan harga jual sebesar 50%.
Kepada petani disarankan agar melakukan pemangkasan dan pemupukan dengan menggunakan pupuk an-organik. Agar usahatani ini tetap dapat dijalankan maka petani harus menjual sawo di atas harga Rp 1.000,-/Kg.

Analisa Usaha Tani, Sawo
file PDF : http://www.scribd.com/doc/47576853/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar